Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Nilai-nilai Pancasila Akan Dibekali Kepada CPNS yang Lulus

Gambar
Foto Ilustrasi. Kementerian PANRB menyiapkan konsep pendidikan Pancasila bagi calon abdi negara sebelum diangkat menjadi PNS. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma) Jakarta ,  – Dilansir dari CNN Indonesia, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menyiapkan konsep pendidikan awal Pancasila bagi calon abdi negara sebelum diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Hal itu diungkapkan Menteri PANRB Tjahjo Kumolo saat menghadiri dialog kebangsaan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Selasa (17/12). “Mereka [PNS] akan diberikan penanaman nilai-nilai Pancasila,” kata Tjahjo melalui keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com. Tjahjo mengatakan sebagai seorang abdi negara, PNS harus memahami empat hal penting, yakni Pancasila, radikalisme dan terorisme, bahaya narkoba, serta memahami area rawan korupsi. Menurut dia, membumikan ide

Pancasila Untuk Indonesia Maju

Gambar

BPIP Ajak Wujudkan Hidup Damai dan Sejahtera dengan Nilai-nilai Pancasila

Gambar
Jakarta , Sejak awal perumusannya, Pancasila merupakan nilai luhur yang ditujukan sebagai pedoman hidup seluruh warga negara Indonesia. Kelima butirnya merupakan penjabaran dari cita-cita para pendiri bangsa. Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, cita-cita kemerdekaan untuk mewujudkan hidup yang damai dan sejahtera pun dapat diwujudkan. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Try Sutrisno dalam sebuah sesi focus group discussion bertema “Mewujudkan Negara yang Damai dan Toleran untuk Indonesia yang Lebih Baiik”. Diskusi ini diselenggarakan pada Selasa (10/12) lalu di Ruang Meirut,  Kantor Wakil Presiden, Jakarta.  Menurut mantan Wakil Presiden Indonesia ke-6 ini, pada dasarnya masyarakat Indonesia memiliki kepedulian yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kentalnya nuansa gotong royong dan kepedulian antar sesama dalam kehidupan bermasyarakat. Toleransi dan kepedulian inilah yang menjadi modal dasar untuk mewujudkan kehid

Presiden : Bumikan Pancasila Lewat Medsos

Gambar
Presiden Jokowi saat memberikan Presidential Lecture di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/12/2019). Foto : Biro Setpres Presiden Joko Widodo mengajak semua pihak untuk membanjiri media komunikasi anak-anak muda zaman sekarang dengan narasi-narasi besar tentang ideologi Pancasila. Menurut Presiden, media komunikasi anak-anak muda sekarang sangat beragam, mulai dari aplikasi WhatsApp, Telegram, Line, hingga Kakao Talk. Selain itu, layanan video seperti YouTube, Netflix, hingga Iflix dan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, hingga Snapchat juga kerap digunakan anak-anak muda. "Ideologi Pancasila pun sekarang ini memang harus kita sebarkan, kita banjiri narasi-narasi besarnya lewat barang-barang ini kalau kita tidak ingin keduluan oleh ideologi lain yang menggunakan barang-barang yang tadi saya sebut, hati-hati,”ujar Jokowi saat memberikan  Presidential Lecture  tentang internalisasi dan pembumian Pancasila di Istana Negara, Jakarta, Selasa, (3/12/201

Deputi Pengkajian dan Materi Paparkan GBHIP kepada Ormas Se- Kota Bandung

Gambar
Deputi Pengkajian dan Materi, Prof. Dr. FX Adji Samekto. TRIBUNNEWS.COM,BANDUNG- Deputi Pengkajian dan Materi, Prof. Dr. FX Adji Samekto menjelaskan Garis Besar Haluan Ideologi Pancasila (GBHIP) di hadapan organisasi keagamaan dan kepemudaan se-kota Bandung, Jawa Barat. Organisasi kagamaan dan kepemudaan yang hadir antara lain berasal dari: HKTI, FKPPI, Pemuda Karya, Organisasi Kelompok Cipayung, Fatayat NU, Pemuda Muhammadiah, Pemuda PERSIS dan sejumlah ormas keagamaan dan kepemudaan lainnya. Prof. Adji menerangkan GBHIP telah disusun sejak Desember 2018, ditandatangani oleh Ibu Ketua Dewan Pengarah  BPIP  Dr.(HC). Hj. Megawati Soekarnoputeri serta anggota Dewan Pengarah  BPIP  yang lainnya pada 1 Agustus 2019. “Pancasila sebagai ideologi bukan sekadar mengatur tingkah laku, tidak seperti itu. Jika hanya seperti itu, itu mereduksi Pancasila," kata dia. "Lebih dari sekadar mengatur tingkah laku,  Pancasila  juga merupakan welthanschauung atau pandangan hid